Jambi, majalahglobal. com ~Dugaan kasus asusila yang libatkan oknum polisi di Tebo Jambi memasuki babak baru.
Terbaru, RDS yang disebut oknum polisi atau terduga pelaku mengungkap fakta-fakta sebenarnya.
Kepada Tribun, dia membeberkan bahwa dalam kasus ini, RDS merasa dirinya adalah korban yang dijebak ANS.
RDS membantah dirinya iming-imingi kerjaan kepada ANS.
“Itu tidak ada sama sekali menjajikan pekerjaan apalagi kerja di Polres Tebo, saya ini cuma anak buah tidak mungkin berani seperti itu. Tapi kalau menyarankan kerja di Tebo memang ada,” kata RDS, Jumat (19/4/2024).
Kemudian dia juga mengungkapkan fakta lainnya, RDS membantah informasi yang menyebutkan dirinya memesan hotel atas nama ANS.
“Yang sebenarnya itu, kami berdua datang ke hotel pesan kamar. Terus ANS pakai uangnya bayar kamar hotel. Waktu itu ada satu orang receptionist hotelnya,” ungkapnya.
Informasi yang menyebutkan RDS membujuk ANS menginap di hotel untuk temani minum, justru dibantah keseluruhannya.
RDS mengungkapkan awal pemesanan hotel itu dilakukan, karena terlalu larut malam balik nongkrong hingga sekira pukul 23:00 WIB.
Saat itu, ANS sudah tidak yakin bahwa pintu masih terbuka di rumah yang ditumpanginya di Tebo. Kemudian RDS menawarkan solusi untuk pesan hotel tempat ANS menginap.
Lalu dia mengantarkan ANS ke hotel dan dilakukan pemesanan kamar yang dibayar ANS. RDS mengaku dirinya berencana hanya menghantarkan ANS hingga ke hotel.
“Saat itu, aku sudah minta pulang ke rumah. Terus dia minta dikawanin, jadi tidak ada sama sekali aku yang membujuk ke hotel seperti cerita yang dia buat itu. Apalagi disebut bawa minuman alkohol,” ujarnya.
RDS pun tidak membenarkan bahwa dirinya melakukan pemaksaan tindakan asusila sebanyak dua kali terhadap ANS di dalam hotel.
“Dia kan cerita dua kali tengah malam sama pagi. Itu tidak ada, yang betul satu kali pas kebawa suasana. Itupun atas dasar mau sama mau, tidak ada pemaksaan,” ungkapnya.
RDS juga membantah pengakuan ANS yang dibujuk untuk menunda balik ke Jambi kala itu. Menurut dia, justru ANS yang tidak mau balik ke Jambi.
Saat itu, RDS sudah memberikan ongkos travel kepada ANS untuk balik ke Jambi. Tetapi ANS masih mau bertahan di rumah rekannya di Tebo. Sebelumnya disebut ANS tinggal di rumah rekan cewek RDS. Fakta sebenarnya, tempat tinggal ANS adalah rumah rekan sendiri.
“Jadi hampir semua keterangan yang disampaikan itu bertolak belakang. Banyak cerita yang tidak sebenarnya dan dibuat-buat,” katanya.
Kemudian RDS mengungkapkan sejak bermalam di hotel tersebut, dirinya kerap mendapat ancaman dan percobaan pemerasan dari ANS.
Itu dibuktikan dari sejumlah chat Whatsapp yang ditunjukkan RDS kepada Tribun.
Dari sejumlah chat dirangkum bahwa ANS mengaku dirinya tak mau dinikahi RDS. Seperti cerita ANS yang terus memintai pertanggung jawaban.
ANS juga blak-blakan lewat chat itu mau memorotin uang RDS. Bahkan di dari rangkuman chat, ANS awalnya memintai uang senilai Rp200 juta. Tak berhasil kemudian menurunkan harga jadi Rp150 juta.
“Saya tidak sanggupi permintaanya itu, lalu dia berupaya terus melakukan penawaran Rp100 juta ke Rp50 juta, Rp30 juta, sampe Rp20 juta. Dia blak-blakan mau porotin aku untuk foya-foyanya,” katanya.
RDS mengaku sering mendapat teror dari ANS. Tak berhenti meneror RDS, ANS juga ancam untuk melaporkan kejadian itu ke orangtua RDS.
“Dia perlihatkan chat salam ke fb orangtuaku. Karena itulah sebenarnya aku blokir sosmednya. Bukan karena lari dari tanggung jawab. Saya yakin kebenaran pada akhirnya akan terungkap,” ujarnya.
Di sisi lain, sejumlah postingan sosial media miliknya, ANS kerap memakai baju-baju seksi dan bahkan dirinya juga upload saat berada di tempat hiburan.
Bahkan terungkap di salah satu chat dengan orang lain, bahwa ANS diduga melakukan tranksaksi TPPO dengan menawarkan perempuan ke pria hidung belang.(Team)